Kamis, 28 Februari 2013

Dasar-Dasar Manajemen Periklanan


Pengertian Manajemen Periklanan 
  • Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah mediamassa atas penyiaran iklannya. Misalnya melalui program siaran televis.
  • Periklanan dapat juga dianggap sebagai sebuah institusi sosial, sebab banyak lembaga kemasyarakatan yang terlibat didalam proses pembuatan dan penyajian iklannya.


  • Tugas pokok periklanan adalah mengkomunikasikan informasi seefesien mungkin kepada orang-orang yang beratus ribuan jumlahnya.


  •  Periklanan terkait dengan dua bidang kehidupan manusia sehari-hari , yakni ekonomi dan komunikasi .


  • Dalam bidang ekonomi periklanan bertindak sebagai salah satu upaya marketing yang strategis ,yaitu upaya memperkenalkan barang baru atau jasa untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak mungkin .
Pada mulanya periklanan dilakukan secara lisan , terutama selama meluasnya buta huruf karena itu pula bahasa latin ,periklanan disebut juga dengan reklame yang berarti meneriakan sesuatu atau memanggil berulang-ulang . para perusahaan kini menyebut reklame sebagai periklanan khusus dibidang perniagaan.

Dari dua pengertian tadi , maka timbullah dua istilah produk periklanan yang berbeda maksudnya. Pertama , istilah iklan yaitu produk periklanan yang mencakup segala macam maklumat, baik untuk tujuan perdagangan maupun pengumuman seperti undangan , ucapan belasungkawa dll . kedua, istilah reklame, yaitu produk periklanan yang khusus dipertunjukan untuk keperluan perniagaan .

Sejarah Perkembangan Periklanan

Tahun 5000 SM – 1450 M : 1. sampai Gutenberg menemukan alat cetak dengan modelnya yang bisa dibawa kemana-mana dalam tahun 1450M ,kebanyakan periklanan berupa buah bibir kecuali etalase dan poster dinding. 2. Kebanyakan masih buta huruf namun mereka masih bisa melihat merek atau mengenal tanda . 3. Para pemasang iklan menggunakan komunikasi verbal seperti mengasongkan barang dagangannya , berteriak dan memekik-mekik untuk mengjangkau khalyak yang jauh atau buta huruf.

Ditemukannya tulisan papyrus dan pena dari buluh pada abad 16. Sebuah tulisan papyrus berusia 3000tahun masih merupakan iklan penawaran budak. Iklan ini umumnya terdapat di Itali dan Romawi .

Periklanan Dalam Sistem Komunikasi Massa

Perorangan atau kelompok semakain sering menggunakan komunikasi massa untuk tujuan ekonomi ,misalnya untuk jual beli barang, pelayanan terhadap public. Didalam masyarakat moden hampir tidak ada yang disibukan oleh kegiatan periklanan . Misalnya , ibu rumah tangga ingin mengetahui harga sayuran , remaja putrid ingin mengetahui mode pakaian terbaru yang dimuat dimajalah dlll.

Institusi Periklanan 

1. Pengirim pesan

2. Pencari dan penerima pesan : berhubungana dengan suatu pesan melalui pencarian pesan yang berisi informasi tentang hal2 yang diperlukannya atau melalui penerimaan pesan . rantai hubungan antara pengirim - pesan – penerima tergantung kegiatan yang disadari atau tidak , oleh pengiklanan dan konsumen .

3. Media massa : inti dari sistem komunikasi massa . media massa berperan ganda dalam periklanan yaitu menyediakan pengetahuan teknologi pengiriman pesan dan aktif mengambil bagian di dalam menentukan pesan apa yang harus dikirimkan oleh siap saja , kepada siapa , dan kapan.

Ragam dari media massa :

a. Media cetak dari Koran , surat kabar , majalah sampai dengan mingguan dan panflet.
b. Broadcast : dari stasion tv(nasional , local ,komersial dan umum ) berbagai macam stasiun radio .
c. Media luar rumah berupa poster , pameran, dan kartu-kartu transit.
d. Kartu pos khusus bisa langsung mencapai audiens tertentu .
e. Informasi grafis berupa selebaran yang berisi informasi dalam bentuk berbagai macam grafik.

4. Agen periklanan : dua fungsi utama yaitu membuat naskah pesan iklan dan memilih media yang akan menyajikannya. Untuk lebih jelasnya ,secara visual dapat dilukiskan sebagai persamaan komunikasi berikut : pengirim – pesan (naskah/iklan)/media – pengguna.

5. Legislative dan agen pengelolah.

6. Arus informasi : informasi yang mengalir melalui sistem tersebut . menghitung banyaknya iklan adalah cara utama untuk mengukur beban pada sistem tersebut serta penampilannya dalam masyarakat yang berbeda pada saat berbeda pula .

Ragam Iklan 

Berfokus pada penjualan barang dan jasa, iklan tipe produk ada 3 bentuk , yaitu :

1. Pioneering : digunakan untuk memperkenalkan produk baru dengan menceritakan tentang produknya . kunci utama dari sasaran pioneering adalah target pasar secara informatif. Contoh : iklan printer merk HP DESKJET lengkap dengan informasi kegunaan , mutu , harga serta tempat-tempat untuk memperoleh .

2. Competitive : mempromosikan ciri-ciri khusus dan keuntungan penggunaannyadari barang atau jasa .. sasaran pesannya adalah mengajak atau membujuk komsumen agar memilih jenis barang atau jasa suatu perusahaan . contohnya ikaln Yamaha merek yupiter.

3. Reminder : memperkuat pengetahuan sebelumnya akan suatu produkyang dimaksud dengan penguat disini adalah menjamin pemakai sehingga pilihannya dengan benar . contohnya jasa bank BCA.

Dari ketiga bentuk iklan produk tersebut , diwujudkan dalam macam iklan yang dikenal dengan sebutan :

1.Price advertising yaitu iklan yang tampil dengan lebih menonjolkan harga barang atau jasa yang ditawarkan .

2. Quality advertising yaitu periklanan yang tampil dengan menonjolkan mutu dari barang atau jasa yang ditawarkan 

3. Brand advertising yaitu iklan yang tampil dengan menonjolkan merk atau logo darai barang dan jasa .

4. Prestige advertising yaitu iklan yang tam[il dengan menonjolkan pretise orang yang menggunakan barang atau jasa yang ditwarkan . 

Iklan institusional lebih mengutamkan sasaran pemberian jasa baik atau gambaran suatu organisasi ketimbang mengemukakan barang atau jasa.

Tiga Alternatif Bentuk Iklan Institusional :

1. Iklan advocacy(pembelaan) : memberitahukan posisi perusahaan dalam suatu persoalan .
2. Iklan pioneering institusional : memberitahukan tentang perusahaan apa , apa yang dihasilkan dan dimana.
3. Iklan competitive institusional mengemukakan mutu ari suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan tertentu disbanding dengan produk hasil perusahaan lain.

Berdasarkan Kelompok Komoditi yang Bisa Ditawarkan , Dapat Membagi 9 Kelompok Jenis Iklan , yaitu : 

1. Iklan nasional : yang menawarkan atau menawarkan komoditi produksi indonesia contoh pesawat terbang buatan IPTN
2. Iklan industri : mengkampanyekan barang-barang industri sperti sepatu , garmen , tekstil .
3. Iklan perdagangan : menawarkan barang-barang dagangan seperti perabotan rumah tangga.
4. Iklan pertanian : menawarkan hasil atau alat-alat pertanian seperti traktor ,pupuk , tanaman hias .
5. Iklan profesi : mengkampanyekan jasa keahlian seperti praktik dokter konsultan hukum
6. Iklan ide : menawarkan ide dalam menawarkan suatu usaha tertentu sperti kerjasam dalam usaha tertentu .
7. Iklan klasifikasi yang menampilkan dengan cara dikelompokan berdasarkan jenis barang . contoh jual beli kendaraan
8. Iklan tosera menawarkan berbagai macam barang
9. Iklan maklumat : menyajikan berbagai pengumuman , undangan dll

Ide Referensi :
www.google.com
http://osikaleksis.blogspot.com/2011/11/bahan-presentasi-dasar-dasar-periklanan.html

Rabu, 17 Oktober 2012

Mengupas Masalah Brand

Pengertian Brand
Brand/ Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lain diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty).

Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso,dsb.
2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, simbol bulatan hijau pada sony ericsson dsb.
3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dsb.

Strategi Merk
1.Individual Branding / Merek
Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.
2. Family Branding / Merek Keluarga
Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contohnya seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.

Mengapa Image Itu Penting Bagi Perusahaan atau Sebuah Merek?
  • Image yang baik akan memudahkan perusahaan menarik orang-orang yang berkualitas.
  • Perusahaan atau merek dengan image yang baik selalu disukai business partner mereka.
  • Kesempatan untuk sukses dalam meluncurkan produk baru lebih baik dibanding perusahaan dengan image yang dibawah rata-rata industri.
  • Program dan aktifitas pemasaran akan menjadi efisien.
  • Kepercayaan investor akan meningkat yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham bagi perusahaan yang sudah Go Public.
  • Meningkatkan loyalitas konsumen dan dari riset menunjukan bahwa dengan image yang baik perusahaan menikamati peningkatan pendapatan dan laba yang lebih baik.
Brand Building (Cara Membangun Image yang Kuat)
Brand Building adalah usaha meningkatkat ekuitas dari suatu merek yaitu dengan cara langsung melalui Iklan di Media dan tidak langsung dengan  menjadi sponsor suatu acara.

1. Interaksi
Interaksi disini adalah komunikasi yang terjadi antara karyawan dengan karyawan, perusahaan dengan karyawan dan karyawan/perusahaan dengan customer/consumer atau bahkan stakeholder. Dan interaksi di sini adalah komunikasi 2 arah bukan 1 arah.  Dengan komunikasi 2 arah akan lebih menciptakan ikatan dengan konsumen dan mereka akan merasa terlibat.
Dan dengan dimulainya interaksi sebenarnya perusahaan juga mulai meletakkan dasar atau konstruksi untuk sebuah bangunan berupa image. Dan sekecil apapun interaksi tersebut yang pasti akan mempengaruhi pondasi image tersebut. Misalnya interaksi perusahaan dengan masyarakat berupa program “CSR – Corporate Social Responsibility” akan membentuk image tersendiri di mata masyarakat bahwa perusahaan tersebut mempunyai rasa tanggung jawab social yang tinggi.
Program Lifebouy yang menyumbangkan jumlah tertentu kepada lemabaga social dari setiap penjualan Lifebouy selama program berlangsung jelas memberikan dampak berupa image positif di masyarakat bahwa Lifebouy juga mempunyai kepedulian sosial.
Jadi secara garis besar image akan mulai dibentuk jika ada interaksi antara perusahaan/produk dengan konsumen atau masyarakat luas. Dan interaksi di sini bisa melalui media apapun asalkan aktifitas tersebut bisa dilihat, dirasakan atau dinikmati oleh konsumen. 

2. Pesan
Selanjutnya untuk membangun image yang kuat dibutuhkan suatu message atau pesan kepada konsumen yang dilakukan secara konsisten. Message merupakan suatu tolak ukur perusahaan untuk melihat apakah pesan yang ingin kita sampaikan benar-benar diterima konsumen. Dan dengan message yang jelas, konsisten dan sesuai harapan akan membantu membentuk image perusahaan atau produk secara kuat. Contoh nyata adalah merek mobil Volvo yang mempunyai image sebagai mobil dengan standar keamanan terbaik. Atau Ferrari yang mempunyai image sebagai mobil yang berkecepatan kencang. 

3. Asosiasi
Seperti diketahui bahwa kumpulan asosiasi-asosiasi akan membentuk suatu image. Asosiasi dibutuhkan oleh merek untuk mendapatan perhatian dan juga memudahkan konsumen menginterpretasikan nilai yang dijanjikan merek. Misalnya mobil Volvo yang diasosiasikan dengan keamanan.
Tantangan terberat adalah bagaimana menyamakan image yang diinginkan perusahaan dengan image yang ada di masyarakat terhadap sebuah merek. Ini bisa dijawab dengan memastikan bahwa asosiasi yang ada di benak konsumen sesuai dengan yang kita harapkan.
Secara sederhana bisa diambil contoh yaitu deterjen Daia yang secara jelas mempunyai asosiasi bahwa Daia adalah deterjen dengan harga yang terjangkau. Atau pemakai jam tangan Rolex yang diasosiasikan dengan orang kaya.

4. Grouping
Setelah interaction, message dan association dilaksanakan secara benar, maka proses berikutnya “grouping” perlu untuk diperhatikan. Karena grouping merupakan kunci bagi konsumen untuk masuk ke dalam ruang yang kita sebut sebagai segmen, kategori atau kelas.
Grouping sangat penting dan dibutuhkan. Karena pada dasarnya otak manusia akan lebih gampang untuk mengingat sesuatu yang teroganisir dengan baik. Sebagai contoh dapat dibayangkan jika di sebuah Hypermarket, semua produk tidak disusun sesuai kategori. Konsumen jelas akan menghabiskan waktu lebih lama dan sekaligus membuat konsumen kabur ke toko yang lebih kecil. Kita butuh grouping untuk mengukur performance dari merek kita. Bisa dibayangkan tanpa grouping, maka sebuah merek tidak akan mempunyai kejelasan di kategori mana merek tersebut bersaing.

5. Equity
Proses selanjutnya untuk membangun image yang kuat adalah dengan membangun brand equity atau ekuitas merek yang kuat. Semakin tinggi ekuitas atau nilai dari merek maka semakin kuat image positif yang ada dalam merek tersebut. Sayangnya hingga saat ini masih terdapat silang pendapat mengenai bagaimana mengukur nilai merek tersebut.

Kesimpulan
Membangun image bukanlah merupakan proses yang dibangun dalam sekejap. Image berkaitan dengan persepsi yang jelas juga berkaitan dengan pikiran, memori, hati, logika, emosi, perasaan bahkan sensasi. Jadi dalam membangun merek kita tidak hanya bisa mengandalkan rasionalitas, tetapi faktor pikiran, emosi, perasaan dan intuisi juga sangat berperan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa memori yang ada pada konsumen tidak hanya terbentuk karena mereka mencoba atau berkeinginan secara sadar untuk mengingat. Akan tetapi memori tersebut bisa terjadi tanpa kita sadari atau dikenal dengan istilah “implicit memory”. Di mana para pakar meyakini bahwa ini yang kemungkinan besar merupakan kekuatan yang tersembunyi dari suatu iklan yang membuat konsumen tertarik dan akhirnya membeli sebuah merek.

Brand Equity (Kekuatan Suatu Merek )
Adalah masyarakat dapat mengenali atau menilai suatu perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan yang setara. Perusahaan dapat menciptakan ekuitas merek untuk produk mereka dengan cara membuat konsumen berkesan bahwa brand tersebut mudah diingat dan unggul dalam kualitas. Waktu pemasaran juga dapat membantu untuk menciptakan ekuitas merek.

Mengukur Kekuatan Suatu Merek
1. Leadership: kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik harga maupun atribut non-harga.
2. Stability: kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
3. Market: kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor.
4. Internationality: kemampuan merek untuk keluar dari area geografisnya atau masuk ke negara atau daerah lain.
5. Trend: merek menjadi semakin penting dalam industri.
6. Support: besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merek.
7. Protection: merek tersebut mempunyai legalitas merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.

Cara Mengetahui Seberapa Jauh Konsumen Aware Terhadap Sebuah Brand
1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
2. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
3. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
4. Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika sedang menggunakan produk/layanan pesaing.

Komponen Brand Equity
(1) Brand Loyalty (kesetiaan terhadap merek)
Merupakan suatu ukuran keterkaitan konsumen kepada sebuah merk. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang konsumen beralih ke merk produk lain, terutama jika merk tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga maupun atribut lain. Konsumen yang loyal umumnya akan melanjutkan pembelian merk tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternative merk produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya.
(2) Brand Name Awereness (kesadaran merk)
Adalah sejauh mana suatu produk dikenal oleh para konsumennya. Biasanya disajikan dalam bentuk presentase dari targer pasar, kesadaran akan merek adalah tujuan utama dari iklan yang dibuat suatu produk pada tahun pertama produk tersebut. Kesadaran akan merek adalah salah satu kunci mempromosikan suatu produk.
(3) Brand Association
Segala kesan yang muncul dibenak seorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang Nampak pada suatu merk akan meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merk, atau dengan semakin seringnya penampakan merk tersebut dalam strategi komunikasi.
(4) Perceived Quality (persepsi terhadap kualitas)
   Dapat didefinisikan sebagai presepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Perceived Quality yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut.
(5) Other Proprietary Brand Assets
Brand equity yang lainnya seperti paten, trademark.

Contoh Brand Equity Teh Botol Sosro
Merek dari Teh Botol Sosro merupakan sebuah contoh merek yang telah dikembangkan dan dipertahankan selama puluhan tahun. Bermula sebagai adopsi dari merek teh melati produksi keluarga Sosrodjojo, yang kemudian dikembangkan sehingga menjadi sebuah merek yang sangat dekat dengan pelanggan melalui strategi-strategi yang dilakukan.
Positioning yang dilakukan oleh Sosro juga didukung oleh marketing mix yang baik. Contoh adalah bahwa pengembangan produk berasal dari strategi promosi, hubungan antara penentuan harga (price) dengan saluran distribusi (place), dll.
Strategi penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan mengembangkan saluran distribusi secara luas dan terus menerus. Mengutamakan availability dan kualitas produk sehingga berbuah pada kesetiaan pelanggan.
Pengembangan proses yang dilakukan oleh Sosro adalah dengan mengintegrasikan supply chain, seperti memiliki kebun teh sendiri. berbeda dengan proses distribusi produk dilakukan dengan bekerja sama dengan banyak agen penjualan untuk memperluas cakupan distribusi dari Sosro.
Brand Equity dari Sosro telah terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro telah berhasil mengembangkan merek Teh Botol Sosro menjadi merek dengan brand equity yang kuat.

Brand Awareness yang dimiliki Teh Botol Sosro dapat dikatakan telah memasuki tingkatan top of mind. Hal ini dapat dilihat dari Teh Botol Sosro dapat menjadi pemimpin pasar dalam kategori teh siap minum dalam kemasan botol.
Perceived Quality dari Teh Botol Sosro telah terbukti selama puluhan tahun. PT. Sinar Sosro telah berhasil menjaga kualitas produk ini sehingga mendapat anggapan baik dari konsumen.
Brand Association dari Teh Botol Sosro kuat, dapat dilihat bahwa ketika orang menyebut teh botol kemudian yang menjadi maksud dari teh botol itu sendiri adalah Teh Botol Sosro.

Brand Loyalty dari Teh Botol Sosro juga kuat. Ini merupakan hasil dari pengembangan saluran distribusi, menjaga kualitas, dan strategi promosi yang dilakukan dengan jargon “apapun makanannya minumannya teh botol sosro”.

Kesimpulan 
Sebuah merek adalah asset yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan memiliki brand equity yang kuat, sebuah perusahaan mendapatkan banyak keunggulan kompetitif. Untuk menghadapi persaingan di era perekonomian global peranan merek menjadi semakin penting. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman PT. Sinar Sosro dalam mengambangkan merek Teh Botol Sosro, sehingga hingga kini masih dapat menjadi market leader dalam criteria teh dalam kemasan, dan bahkan melahirkan merek-merek baru yang juga dapat bersaing dan berkompetisi di pasar bahkan dengan perusahaan multinasional sekalipun.

Ide Referensi :